Kamis, 09 Februari 2012

Hukum Menghormati Bendera

السؤال الثاني  يقول: ما حكم تحية العلم؟ هل هو من الشرك؟ وما موقفنا إذا ألزمنا من قبل الحاكم بذلك؟
Pertanyaan, “Apa hukum hormat bendera? Apakah hormat bendera itu termasuk kemusyrikan? Apa yang harus kita lakukan mana kala kita dipaksa oleh pemerintah untuk melakukan penghormatan terhadap bendera”


الإجابة:
لكن السؤال مرارا وكان يهم عوام طلاب العلم  لذلك يحتاج إلي التنبيه عليه
لا شك أيها الإخوة أن هذه العادة تحية العلم بل وحتي النشيد الوطني وما شابه ذلك كل ذلك من عادة الغرب التي جاءت من الغرب لم تعرف في الإسلام وليس من عادة الإسلام وغالب ذلك جاء من المستعمرين من البرطانيين… هذه القضية الأولي، هي عادة الغرب
Jawaban Syaikh Dr Syadzi bin Muhammad Salim Alu Nu’man, “Pertanyaan mengenai hal ini seringkali disampaikan sehingga permasalahan ini menyedot perhatian banyak orang. Oleh karena itu hukum permasalahan ini perlu mendapatkan penjelasan. Kebiasaan ini yaitu hormat bendera, menghormati nyanyian lagu kebangsaan dan semisalnya adalah kebiasaan orang-orang barat (baca: orang-orang kafir). Kebiasaan semacam itu berasal dari barat dan tidak dikenal dalam Islam karena memang bukan bagian dari kebiasaan yang diajarkan oleh Islam. Umumnya kebiasaan semacam itu berasal dari para penjajah barat, Inggris dll. Ini poin pertama yang patut dipertimbangkan, hormat bendera adalah kebiasaan orang barat.
القضية الثانية: معلوم أن المسلمين مأمورون بمخالفة المشركين في عاداتهم وفي عباداتهم وفي مظهرهم وفي يعني  أكثر الأشياء مأمورون بمخالفة المشركين. هذه القضية الثانية.
القضية الأولي: ليست من العادة الإسلامية. القضية الثانية المسلمون مأمورون بمخالفة المشركين
Poin kedua yang perlu dipertimbangkan untuk mengkaji permasalahan ini adalah suatu hal yang telah diketahui bersama bahwa kaum muslimin diperintahkan untuk menyelisihi orang-orang musyrik dalam tradisi, ibadah, penampilan, dan banyak hal lainnya. Sekali lagi, kaum muslimin diperintahkan untuk menyelisihi orang-orang musyrik. Ini poin kedua.
Poin pertama, hormat bendera bukanlah kebiasaan yang diajarkan oleh Islam. Poin kedua, kaum muslimin diperintahkan untuk menyelisihi orang-orang musyrik.
نأتي إلي قضية هامة جدا، ذكرها شيخ الإسلام ابن تيمية في كتابه العظيم في هذه المسألة وهو اقتضاء الصراط المستقيم مخالفة أصحاب الجحيم وهو أكثر الكتاب … في هذا الباب باب مخالفة المشركين.
ذكر شيخ الإسلام ابن تيمية قاعدة هامة جدا في هذا الباب
Poin ketiga adalah poin yang sangat penting. Itulah kaedah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam buku beliau yang sangat berharga dalam permasalahan ini. Itulah buku yang berjudul Iqtidha’ as Sirath al Mustaqim li Mukhalafah Ashabil Jahim. Buku ini adalah buku yang sangat penting dalam permasalahan ini yaitu permasalahan menyelisihi orang-orang musyrik. Dalam buku tersebut beliau menyebutkan sebuah kaedah yang sangat penting.
قال: إن مخالفة المشركين في عاداتهم إنما يؤمر به في البلدان التي يظهر فيها شرائع الإسلام،  شرائع الإسلام ظاهرة في بلد معين ينبغي علي
كلام شيخ الإسلام يقول فيه: أن مخالفة المشركين في عاداتهم إنما يؤمر به في البلدان التي فيها الشرائع الإسلامية ظاهرة. يعني بلد غالب شرائع إسلامية فهذا البلد يؤمر فيه مخالفة عادات المشركين خلا أن في بلد ليست شرائع الإسلام فيه ظاهرة فلا يؤمر بذلك على وجه مؤقت.
Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa menyelisihi orang-orang musyrik dalam kebiasaan-kebiasaan mereka hanyalah berlaku di negeri yang didominasi oleh penerapan syariat Islam. Artinya negeri yang didominasi penerapan syariat Islam itulah negeri yang kita diperintahkan untuk menyelisihi kebiasan-kebiasaan orang musyrik di dalamnya.
Akan tetepi negeri yang tidak didominasi penerapan syariat Islam menyelisihi kebiasaan-kebiasaan orang kafir tidaklah diperintahkan selama sementara waktu.
أيش علي وجه مؤقت؟ يعني إلي أن تتغير عادة هذا البلد الذي  أنت فيه.
يعني آت لكم مثالا يقرب القضية. ذكر شيخ الإسلام ابن تيمية رجل نصراني أسلم في بلد من بلاد الكفر. هل يطلب من هذا الرجل أن يخالف عادات قومه الغير الإسلامية …
Yang dimaksud dengan sementara waktu adalah sampai kebiasaan di negeri tersebut berubah. Akan kusampaikan sebuah permisalan yang menyebabkan kita bisa memahami kaedah di atas dengan baik. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan permisalan mengenai seorang nasrani yang masuk Islam padahal dia tinggal di salah satu negeri kafir. Akankah orang semacam itu diperintahkan untuk menyelisihi kebiasaan masyarakatnya yang bukan kebiasaan yang diajarkan oleh Islam?
في كلام شيخ الإسلام ابن تيمية يقول أنه إذا كان تلحقه مفسدة من جراء ذلك فينبغي أن يصبر علي عاداتهم إلي أن يظهر شرائع الإسلام .يعني  إذا أسلم قومه بعد ذلك وظهر شرائع الإسلام له أن يظهر شرائع الإسلام.
ما السبب؟ لماذا يوافقهم؟ لأنهم لو علموا أنه مسلم لقتلوه … أو لعذبوه.
إذا عندنا …
Jawabannya adalah perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah. Beliau mengatakan bahwa jika menyelisihi kebiasaan masyarakat sekeliling tersebut menyebabkan ada keburukan yang akan menimpanya maka orang tersebut sepatutnya bersabar untuk tidak menyelisihi kebiasaan masyarakatnya sampai penerapan syariat Islam dominan di negerinya, sampai masyarakatnya masuk Islam dan dominanlah penerapan syariat Islam. Pada saat itu, orang tersebut bisa menampakkan hal-hal yang sebelumnya tidak bisa dinampakkan.
Mengapa demikian? Mengapa dia perlu mencocoki masyarakatnya? Jawabannya, jika masyarakat mengetahui bahwa dia adalah seorang muslim boleh jadi dia akan dibunuh atau disiksa.
العادة غير الإسلامية. هذه العادة إذا كنت في بلد شرائع الإسلام فيه غير الظاهرة ثم أنت إذا خالفت هذه العادة سيلحق بك ضرر محقق كما ذكر شيخ الإسلام أن يمسك … قد يعذب هناك ضرر محقق يلحق به
فهناك شيء كان ابن تيمية يجيز أن توافقهم علي عادتهم مؤقتا.
Hormat bendera adalah kebiasaan yang tidak diajarkan oleh Islam. Terkait dengan kebiasaan hormat bendera, jika anda berada di suatu negeri yang tidak didominasi penerapan syariat Islam lalu jika anda menyelisihi kebiasaan ini anda akan tertimpa mara bahaya yang real sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikhul Islam semisal siksaan, adanya mara bahaya real semacam –menurut Syaikhul Islam- menyebabkan anda diperkenankan untuk tidak menyelisihi masyarakat sementara waktu lamanya.
لكن نطبق هذا علي قضية أندونيسيا، أنا أخبرت الإخوة الذين سألوني، إذا كان هناك ضرر محقق يقع عليكم إذا تركتم هذا الأمر الذي هو تحية العلم فلا نري بأسا إن شاء الله في ذلك يعني في موافقتهم علي هذه العادة مؤقتا يعني أنتم توافقون علي هذه العادة و في نفس الوقت يحرص الدعاة علي بيان أن هذه العادة دخيلة علي دين الله عز وجل وليست من دين الإسلام.
Jika bahasan di atas kita bahwa pada kasus di Indonesia maka jawabannya adalah sebagaimana yang telah kusampaikan kepada orang-orang yang bertanya kepada mengenai hal ini. Jika ada mara bahaya real yang mengancam anda jika anda tidak mau memberikan penghormatan kepada bendera maka kami berpandangan –insya Allah- tidaklah mengapa memberikan penghormatan kepada bendera. Jadi diperbolehkan mencocoki masyarakat dalam masalah ini selama sementara waktu. Artinya anda mencocoki masyarakat dalam hal ini dan dalam waktu yang bersamaan para dai hendaknya bersemangat untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa kebiasaan semacam ini adalah kebiasaan yang disusupkan ke dalam tubuh kaum muslimin dan sama sekali bukanlah bagian dari ajaran Islam.
أما بنسبة المدرسة ذكروا لي من المفاسد أن الناس نظروا نظرا خاصا نظرا قد تكون خارجيا تكفيريا غير الطائع علي الحكومة ….
فإذا كان الأمر كذلك، يعني خلاصة الأمر إذا كان هناك ضرر محقق يلحق بمن يمتنع من تحية العلم فنرجو أنه لا بأس بتحية العلم و يبقي دعاة في الوقت نفسه على بيان أن هذه العادة مخالفة لدين الإسلام
Terkait dengan sekolah yang tidak mau memberikan penghormatan kepada bendera bahwa dampak buruk dari tindakan sekolah ini adalah masyarakat memberikan pandangan ‘khusus’ pada sekolah karena dianggap menganut paham Khawarih yang suka memvonis kafir secara serampangan, tidak mau taat kepada pemerintah dll.
Ringkasnya jika memang demikian, yaitu ada mara bahaya real yang mengancam orang-orang yang tidak mau hormat bendera maka bergarap hormat bendera dalam kondisi adalah suatu hal yang tidak mengapa namun di waktu yang sama para dai hendaknya berupaya memberi penjelasan kepada masyarakat bahwa kebiasaan hormat bendera itu menyelisihi ajaran Islam”.
Fatwa beliau bisa disimak pada menit ke 1:41:41-1:46:47 di link berikut ini:
Sedikit mengenai beliau bisa dibaca di sini:
Catatan:
Sangat diharapkan masukan dari para pembaca www.ustadzaris.com dan http://zeenjiddan.blogspot.com/ untuk menyempurnakan transkrip fatwa di atas.

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini