Selasa, 11 November 2008

Syeikh Al-’Allaamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkholi berkata:

Kami melihat sikap keras menyebabkan kehancuran bagi dakwah salafiyah, dan merobek-robek ahlinya, maka apa yang seharusnya kita perbuat?

Saya katakan: Wahai saudaraku! Kalau kita melihat api menyala, apakah kita akan membiarkan api tersebut menjadi bertambah besar? Atau kita justru melakukan hal-hal yang dapat memadamkan api tersebut?

Saya merasa tidak ada lagi jalan lain – dan ini adalah merupakan kewajiban saya – dan telah saya katakan sebelum ini, akan tetapi saya memfokuskan permasalahan ini ketika saya melihat kehancuran saat ini, dan saya melihat bencana ini.

Saya katakan: “Hendaklah kalian bersikap lemah lembut, bersikap santun, hendaklah kalian saling bersaudara, hendaklah kalian saling mengasihi, sesungguhnya sikap keras ini, akibat buruknya akan berbalik terhadap Ahlussunnah sendiri, karena mereka meninggalkan ahli bid’ah dan mengarahkan sikap keras yang dapat membawa kehancuran ini kepada Ahli sunnah, dan ada kalanya sikap keras ini dibarengi dengan kezholiman dan hukum-hukum yang bathil serta zholim.”

Maka hendaklah kalian berhati-hati dan hendaklah kalian berhati-hati, jangan sampai kalian melalui jalan yang dapat mencelakakan kalian, dan dapat membinasakan dakwah salafiayah, dan juga ahlinya.

Kemudian saya memperingatkan kalian terhadap dua perkara:

Pertama: Hendaklah kalian saling menjalin tali persaudaraan di antara ahlussunnah secara keseluruhan.

Wahai para ikhwah salafiyyun! Tebarkanlah di antara kalian rasa kasih sayang dan persaudaraan, tampakkanlah apa yang telah di sampaikan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang-orang mukmin itu bagaikan sebuah bangunan yang mana satu sama lainnya saling mengokohkan. Atau seperti digambarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa orang-orang mukmin itu bagaikan jasad manusia, dimana apabila salah satu bagian anggota tubuh merasakan sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain pun akan ikut merasakan sakit.

Wahai ikhwan-ikhwan sekalian! Jadilah kalian seperti ini, jauhilah segala faktor yang menyebabkan perpecahan, karena sesungguhnya hal itu – Demi Allah – adalah kejahatan yang sangat berbahaya, dan merupakan penyakit yang sangat membinasakan.

Kedua: Jauhilah segala perkara yang dapat menimbulkan kebencian, pertikaian, serta perpecahan.

Jauhilah hal-hal semacam ini, karena saat ini hal-hal semacam ini sedang tersebar di tengah orang-orang yang Allah lebih mengetahui keadaan dan maksud-maksud mereka. Hal-hal ini telah berkembang dan telah merobek dan mencabik-cabik para pemuda di negeri ini, baik di dalam lingkungan universitas atau lainnya bahkan di seluruh pelosok dunia.

Adapun seorang salafy, yang mempunyai loyalitas terhadap salafy, mencintai salafy – baarakallaahu fikum (semoga Allah memberkati kalian) – dan membenci adanya kelompok-kelompok, membenci perkara-perkara bid’ah dan para pelaku bid’ah, dan tanda-tanda lainnya yang mencerminkan seorang salafy, kemudian dia menjadi lemah di sebagian titik, maka orang seperti ini, hendaknya kita berlemah lembut dengannya, dan jangan sampai kita tinggalkan, akan tetapi, hendaklah kita menasehatinya, menyelamatkan dia, dan kita obati dia. Semoga Allah memberkati kalian semua. Adapun kita katakan: “Siapa yang salah, maka dia telah binasa, maka dengan cara seperti ini tidak akan ada yang akan tersisa.”

Saya wasiatkan kepada para ikhwan, dan saya tekankan masalah ini: “Tinggalkanlah perpecahan, hendaklah kalian saling bersaudara, hendaklah kalian saling menolong untuk menegakkan kebenaran, hendaklah kalian menyebarkan dakwah ini di antara mahasiswa dan yang lainnya, dengan cara yang benar, dan rupa yang menawan, bukan dengan gambaran yang menakutkan yang dicerminkan oleh mereka.”

Sumber: Sahab.net
Silakan download fatwa asli Syeikh Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi Al-Madkholi dalam bahasa Arab pada link berikut: Fatwa Syeikh Rabi Al-Madkholi kepada Salafiyin (191)

Tidak ada komentar:

Cari Blog Ini